Jatuh cinta, hampir semua orang pernah merasakannya. Hingga banyak sekali teori - teori cinta yang berkembang berdasarkan kenyataan yang banyak terjadi. Akan tetapi tak sedikit orang yang menyepelekan teori cinta tersebut. Untuk itu saya ingin membuka pikiran teman-teman semua di sini tentang betapa pentingnya mempelajari teori cinta.
Jangan sepelekan teori jatuh cinta
Kebanyakan orang memiliki pendapat bahwa cinta itu sesuatu yang alami dan tidak bisa dipelajari. Ini adalah sebuah prinsip kuno yang sudah usang. Memang betul, perasaan dan emosi yang timbul ketika tertarik dengan lawan jenis adalah sebuah proses yang alamiah, tapi proses itupun sudah bisa dijelaskan secara ilmiah. Silahkan baca sedikit lagi.
Sekedar tertarik saja tidaklah cukup! Hanya karena Anda merasa deg-degan ketika melihat wanita yang menjadi minat Anda, bukan berarti proses untuk mendapatkannya akan terjadi begitu saja. Untuk bisa membuatnya jatuh cinta dan menjadi kekasih Anda, jelas membutuhkan keahlian yang spesifik!
Untuk memulai dan menjalin hubungan cinta diperlukan bukan hanya perasaan saja, tapi juga mencakup begitu banyak hal: penampilan, komunikasi, bahasa tubuh, psikologi, pergaulan sosial, dan sebagainya. Hal-hal tersebut jelas merupakan keahlian yang bisa dipelajari, bahkan beberapa bidang, seperti psikologi, bisa dipelajari secara akademis.
Belajar jatuh cinta dimulai dari teori
Akibat dari adanya pola pikir "cinta itu alami dan terjadi begitu saja", menyebabkan banyak sekali orang yang terjebak dalam permasalahan cinta dan hubungan yang pelik tanpa mengerti cara menemukan solusinya. Mereka jatuh cinta dengan membiarkan perasaannya tak terkendali. Hal ini bisa Anda ukur secara sederhana dari data statistik perceraian yang makin tinggi setiap tahunnya. Begitu banyak orang mengalami penderitaan dan kekecewaan, semuanya atas nama cinta.
Karena itu, teori cinta dan semua aspek cara jatuh cinta dengan baik menjadi suatu hal yang sangat KRUSIAL untuk menciptakan hubungan cinta yang lebih sehat, ideal, dan menyenangkan bagi kedua belah pihak yang terlibat di dalamnya. Khususnya di jaman sekarang, di mana dinamika sosial-romansa sudah jauh berbeda dengan jaman kakek-nenek atau ayah-ibu kita dulu.
Ketidakmampuan untuk saling mengerti dan berkomunikasi adalah penyebab utama perceraian yang terjadi dimasyarakat. Bukan saja menyangkut soal harta, perselingkuhan, atau kekerasan, tapi juga ketidakmampuan pasangan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi.
Dari sini aja kita bisa menarik kesimpulan bahwa sebuah hubungan cinta tidak bisa bermodalkan perasaan atau ketulusan belaka. Kedua pasangan harus memiliki kestabilan emosional, mengerti tentang dinamika sebuah hubungan, tentang hak dan kewajiban masing-masing dalam hubungan tersebut, serta cara berkomunikasi yang baik. Dan jelas, hal-hal tersebut bisa dipelajari lewat teori dan berbagai macam ilmu pengetahuan komunikasi dan psikologi manusia. 70% dari kasus perceraian tersebut digugat oleh WANITA.
Pentingnya belajar cara jatuh cinta
Di era feminisme sekarang ini, bila pria tidak bisa memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin hubungan yang berkualitas dan membahagiakan pasangannya, maka wanita bisa dengan mudah mengabaikan dirinya. Jadi seharusnya kita semua mengerti betapa pentingnya untuk mempelajari cara menjadi seorang pria yang bisa memimpin sebuah hubungan dengan baik, dan cara seorang pria memulai jatuh cinta dengan arah yang jelas. Atau anda dapat membaca artikel saya sebelumnya yang berjudul Real value Seorang Pria dimata Wanita.
Anak yang berasal dari keluarga yang bercerai memiliki 60% kemungkinan bercerai juga bila dia menikah nanti. Apabila seorang anak yang berasal dari keluarga bercerai menikah dengan seseorang yang berasal dari keluarga bercerai juga, maka kemungkinan mereka bercerai meningkat hingga 90%!. Sekarang bayangkan bila 250.000 pasangan di atas masing-masing memiliki, misalkan, 1 orang anak saja, maka bayangkan siklus mengerikan yang akan terjadi masa depan.
250.000 orang anak akan menikah nantinya, dan memiliki resiko bercerai yang tinggi. Dan bila mereka memiliki anak lagi, berarti resikonya akan semakin besar karena semakin banyak anak yang berasal dari keluarga yang bercerai!
Bro and sist, unit terkecil dari sebuah masyarakat adalah KELUARGA. Bila banyak keluarga hancur berantakan, gak heran masyarakat dan negaranya juga hancur lebur. Tapi bila kita bisa membuat sebuah perubahan yang positif dan bisa membentuk sebuah keluarga yang harmonis dan bahagia, maka masyarakat pun akan lebih tenteram dan makmur. Ini adalah efek "bola salju", di mana hasil sebuah tindakan dan keputusan kita akan makin besar efeknya dan sangat berpengaruh di masa depan.
Saya sudah banyak mengumpulkan artikel tentang cara jatuh cinta, bahkan bukan hanya sebatas teori tapi juga cara mempraktekannnya. Untuk lebih jelasnya silahkan anda cari di daftar isi pada pojok kanan atas blog ini. Tentu saja, teori tanpa praktek sama dengan NOL BESAR. Jadi, selain belajar dan brainstorming, jangan lupa untuk mempraktekkannya dan mengalami sendiri kejaibannya.
Apakah kalian ingin membuat sebuah perubahan? Atau berdiam diri melihat hubungan cinta yang hancur lebur dan merusak, baik itu hubungan cinta Anda sendiri ataupun orang lain.
Silahkan anda yang menentukan......
Mempelajari Teori Jatuh Cinta
4/
5
Oleh
onino mansah